Sabtu, 27 September 2014

Makalah Pengertian Teori Akuntansi

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Akuntansi merupakan aktivitas manusia dan akan mempertimbangkan hal seperti 'perilaku dan orang-orang'. Dalam hal informasi keuangan, atau alasan mengapa orang dalam organisasi dapat memilih untuk memberikan informasi tertentu ke kelompok pemangku kepentingan tertentu. Teori akan mencakup pertimbangan akan tujuan pelaporan eksternal, didasarkan pada perspektif tertentu peran akuntansi, Memprediksi teori Akuntansi Positif , Memprediksi bahwa kekuatan relatif dari kelompok pemangku kepentingan tertentu, pemberian informasi akuntansi kepada orang-orang diluar organisasi, Memprediksi informasi akuntansi yang sah dan bahwa informasi akuntansi dapat digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan, mempertahankan Teori Legitimasi.
Tujuan utama teori akuntansi adalah menyajikan suatu dasar dalam memprediksikan dan menjelaskan perilaku serta kejadian-kejadian akuntansi. Teori didefinisikan sebagai konsep, definisi, dan dalil yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena, dengan menjelaskan hubungan antar variabel yang bertujuan untuk menjelaskan serta memprediksikan fenomena tersebut.
Rumusan Masalah
Apa itu Definisi Akuntansi dan  Teori  Akuntansi?
Bagaimana Perspektif Teori Akuntansi?
Bagaimana Verifikasi Teori Akuntansi?
Bagaimana Struktur Akuntansi?




BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Akuntansi dan  Teori  Akuntansi
2.1.1 Definisi Akuntansi
Teori akuntansi sangat erat kaitannya dengan akuntansi keuangan bahkan teori akuntansi dijumpai khususnya dalam konteks keuangan. Pengertian teori akuntansi sangat bergantung pada pengertian atau pendefinisian akuntansi sebagai suatu bidang pengetahuan. Artinya, kedudukan akuntansi dalam tatanan (taksonomi) pengetahuan juga akan menentukan pengertian dan lingkup teori akuntansi. Perdebatan ditingkat akademik yang belum mencapai titik temu adalah jawaban atas pertanyaan apakat pengetahuan akuntansi dapat dikategori sebagai seni, sains atau teknologi. Setatus yang jelas memudahkan pengembangan pengetahuan akuntansi untuk pencapaian tujuan sosial dan ekonomik tertentu. Lagi pula, kejelasan status akuntansi mempunyai implikasi arah studi dan praktik akuntansi.
Tidak ada definisi autoritatif yang cukup umum untuk dapat menjelaskan apa sebenarnya akuntansi itu. Oleh karena itu, banyak definisi yang diajukan para ahli atau buku teks tentang pengertian akuntansi.
2.1.2 Teori Akuntansi
Di balik praktik akuntansi sebenarnya terdapat seperangkat gagasan yang melandasi praktik tersebut berupa asumsi-asumsi dasar, konsep-konsep, penjelasan, deskripsi dan penalaran yang keseluruhannya membentuk bidang pengetahuan teori akuntansi. Teori akuntansi menjelaskan mengapa praktik akuntasi berjalan seperti yang diamati sekarang. Praktik akuntansi yang nyatanya berjalan di suatu negarabelum tentu merefleksi pilihan terbaik ditinjau secara konseptual dan ideal serta dari tujuan yang ingin dicapai. Teori akuntansi membahas perlakuan-perlakuan dan model-model alternatif yang dapat menjadijawaban atas masalah-masalah yang dihadapi dalam praktik.

2.1.3 Arti Penting Teori Akuntansi
Teori akuntansi merupakan bagian penting dari praktik akuntansi. Pemahamannya oleh praktisi dan penyusun standar akan sangat mendorong pengembangan serta perbaikan menuju praktik yang sehat. Teori akuntansi menjadi landasan untuk memecahkan masalah-masalah akuntansi secara beralasan atau bernalar secara etis dan ilmiah dapat dipertanggungjawabkan. Masalah akuntansi yang dipecahkan secara semata-mata atas alasan pragmatik atau taktik cerdik, dapat dipastikan bahwa hasilnya tidak akan memadai dan tidak akan menuju ke praktik yang sehat.
Taktik cerdik memang memadai untuk menangani manangani masalah yang sederhana. Untuk masalah-masalah yang kompleksmdan berimplikasi luas, pemecahan masalah akan semakin bergantung pada kearifan (wisdoms) dan tilikan (insights) yang terkandung dalam teori yang sehat. Pengetahuan tentang teori akan mengimbangi keterbatasan pengalaman dan kepentingan praktis (kepentingan jangka pendek). Dengan teori, orang akan melihat masalah dengan perspektif yang lebih luas dan bebas dari hal-hal yang teknis atau rinci. Wright (1984) mengibaratkan makna teori sebagaimana melihat dari atas dalam suatu teater. Melihat dari atas bertujuan untuk menemukan pola, hubungan, konsep atau prinsip yang melandasi suatu sistem atau keadaan yang kompleks tanpa terbawah atau terkecoh oleh kompleksitas itu sendiri.
Pemecahan masalah akuntansi dengan taktik cerdik atas dasar pengalaman saja dapat disamakan dengan pemecahan masalah dengan coba-coba atau coba dan ralat (trial and error). Orang membatasi diri dengan menerapkan hasil pengalamannya sampai suatu saat menemukan cara terbaik yang sebenarnya cara tersebut dapat ditemukan secara lebih efisien kalau dia menggunakan teori. Dengan kata lain, kemajuan profesi akan menajadi terhambat kalau praktisi dan profesi akuntansi sudah merasa cukup puas dengan pengalaman praktiknya. Lebih-lebih kalau praktisi tersebut mempunyai kekuasaan untuk memutuskan sesuatu (standar akuntansi) yang berimplikasi luas.
Praktik akuntansi yang baik dan maju tidak akan dapat dicapai tanpa teori baik yang melandasinya. Praktik dan profesi harus dikembangkan atas dasar penalaran (cause and reasons). Dari argumen-argumen tersebut, dapat diakatakan bahwa teori merupakan unsur yang penting dalam mengemabangkan dan memajukan praktik akuntansi. Selanjutnya dikatakan bahwa teori obor yang menerangi praktik dengan prinsip-prinsip yang masuk akal .dalam kenyataanya praktisi disibukkan dengan adanya masalah aktual dan mendesak yang segera harus diselesaikan sehingga tidak sempat lagi untuk merenungkan teori-teori dibalik tindakannya. Hal ini bukan merupakan justifikasi para praktisi (profesi)untuk selalu bersikap pragmatis. Praktisi harus bersedia untuk mengaplikasi hasil eksperimentasi atau pemikiran dan gagasan orang lain (experimentation of other men). Orang lain di sini antara lain adalah akademisi akuntansi dan pemikir yang mempunyai kemewahan waktu untuk memikirkan hal-hal yang bersifat fundamental dan teoritis. Itulah sebabnya kemajuan profesi dan pengetahuan akuntansi (pendidik).
2.1.4 Pengembangan Akuntansi
Seperangkat pengetahuan akuntansi (accounting body of knowledge) dapat dipandang dari dua sisi pengertian yaitu sebagai pengetahuan profesi (keahlian)yang dipraktikkan didunia nyata dan sekaligus sebagai disiplin pengetahuan yang diajarkan di perguruan tinggi. Dari segi profesi, akuntansi dipandang semata-mata sebagai serangkaian prosedur, metoda dan tehnik tanpa memperhatikan teori dibalik paktik tersebut. Akuntansi dipandang sebagai pelaksanaan dan penerapan standar untuk menyusun seperangkat laporan keuangan. Dari profesi/praktisi ini, akuntansi berkepentingan dengan aspek bagaimana (how to accounting).

2.2 Perspektif Teori Akuntansi
Teori akuntansi dapat dikelompokkan dalam tiga tingkat utama, yaitu:
Teori Sintaksis
Teori Interpretasional (sematis)
Teori perilaku (pragmatis)

Teori Sintaksis
Teori ini berhubungan dengan struktur proses pengumpulan data dan pelaporan keuangan. Teori sintaksis mencoba menerapkan praktek akuntansi yang sedang berjalan dan meramalkan bagaimana para akuntan harus bereaksi terhadap situasi tertentu atau bagaimana mereka akan melaporkan kejadian-kejadian tertentu.
Teori-teori yang berhubungan dengan struktur akuntansi antara lain teori praktek akuntansi tradisional (oleh Ijiri dan Sterling) yang disebut model Ijiri, model ini menerangkan praktek akuntansi tradisional yang ditekankan pada sistem biaya historis/ harga perolehan (historical cost system). Diperlukan untuk memperoleh pandangan yang lebih luas tentang praktek yang sedang berlangsung. Teori ini memungkinkan untuk dievaluasi secara lebih tepat, juga memungkinkan pengevaluasian terhadap praktek-praktek yang ada, yang tidak sesuai dengan teori tradisional. Teori yang berhubungan dengan struktur akuntansi dapat diuji untuk melihat konsistensi logis dalam teori itu, atau untuk melihat apakah teori-teori itu bener-bener dapat meramalkan apa yang dikerjakan akuntan. Pengujian lain menunjukkan bahwa meskipun teori tradisional tidak lengkap, namun sudah menunjukkan variabel-variabel yang relevan.

Teori Interpretasional (Semantis)
Teori ini berkonsentrasi pada hubungan antara gejala (obyek atau kejadian) dan istilah atau simbol yang menunjukkannya.
Teori-teori yang berhubungan dengan interpretasi (semantik) diperlukan untuk memberikan pengertian dalil-dalil akuntansi yang bertujuan meyakinkan bahwa penafsiran konsep oleh para akuntan sama dengan penafsiran para pemakai laporan akuntansi.
Pada umumnya, konsep akuntansi tidak dapat diinterpretasikan dan tidak mempunyai arti selain sebagai hasil prosedur akuntansi tertentu. Misalnya, laba akuntansi merupakan konsep buatan yang mencerminkan kelebihan pendapatan atas beban sesudah menerapkan aturan tertentu untuk mengukur pendapatan dan beban. Teori interpretasi memberikan interpretasi yang berguna terhadap konsep buatan dan menilai prosedur akuntansi alternatif berdasarkan interpretasi. Namun, konsep-konsep umum sering tidak dapat diinterpretasikan dan diberi pengertian yang berbeda oleh para peneliti yang berbeda. Misalnya, nilai tidak memiliki interpretasi khusus. Current value (nilai saat ini/nilai berlaku) akan mempunyai pengertian yang sama, sebelum menginterpretasikan kita harus melihat subkonsepnya dahulu sehingga terdapat kesepakatan yang jelas mengenai interpretasinya. Konsep nilai sekarang dari jasa yang akan datang, arus kas yang didiskontokan (discounted cash flows), harga pasar berlaku (current market prices), dan nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value) semuanya merupakan subkonsep dari nilai berlaku (current value) dan masing-masing dapat diberi aturan interpretasi khusus.
Contoh penerapan teori interpretif adalah sebagai berikut: pengukuran nilai persediaan pada saat ini, langkah pertama adalah menunjukkan sub konsep untuk menerapkan aturan interpretasi khusus. Jika harga beli berlaku yang dipilih maka current value dapat didefinisikan sebagai harga tukar untuk suatu barang di pasar pembelian pada tanggal neraca. Jika harga pasar tidak ada dapat dianggap harga pasar tidak layak pakai, maka alternatifnya adalah menilai prosedur akuntansi lain yang tersedia dalam kondisi interpretasi ini.
Pembuktian teori ini dapat diperoleh dari riset yang dilakukan untuk menentukan apakah pemakai informasi akuntansi memahami makna yang dimaksudkan oleh pembuat informasi, apakah telah konsisten dengan teori yang ada.

Teori Akuntansi Pragmatik
Teori akuntansi pragmatik memusatkan perhatiannya pada pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku pemakai laporan. Dengan kata lain, teoi ini membahas reaksi pihak yang dituju oleh informasi akuntansi. Apakah informasi sampai ke yang dituju dan di interpretasi dengan tepat merupakan masalah keefektifan komunikasi. Apakah akhirnya pihak yang dituju informasi memakai informasi tersebut untuuk dasar pengambilan keputusan merupakan masalah kebermanfaatan informasi. Pada gilirannya, kebermanfaatan informasi akan menentukan keefektifan pencapaina tujuan pelaporan keuangan. Dalam mengukur kebermanfaatan informasi laba, mengidentifikasi konsep manfaat informasi.
Teori pragmatik membahas berbagai hal dan masalah yang berkaitan dengan eksternal maupun manajerial. Perubahan perilaku yang diharapkan terjadi akibat informasi akuntansi tertentu merupakan bahan kajian teori ini. Teori pragmatik akan banyak berisi pengujian-pengujian teori tentang hubungan antara variabel akuntansi dengan variabel perubahan atau perbedaan perilaku pemakai. Subjek atau pemakai yang diukur perilakunya dapat berupa akuntan, pelaku pasar modal, manajer, dan auditor. Yang dapat menjadi indicator perubahan perilaku antara lain perubahan perilaku harga saham, voluma saham, kinerja manajer, kinerja karyawan, kinerja perusahaan, dan perbedaan pemilihan metoda akuntansi. Pengujian semacam itu melibatkan pengamatan terhadap apa yang nyatanya terjadi (data empiris) dan memerlukan metoda pengujian tertentu (biasanya metoda ilmiah). Dari segi semiotika, variabel akuntansi merupakan tanda bahasa, perubahan perilaku merupakan bukti pemengaruhan, dan kebermanfaatan merupakan informasi pragmatik.

    Penalaran Deduktif Dan Induktif
Penalaran Deduktif
Metode penalaran deduktif dalam akuntansi adalah proses yang bermula dengan tujuan dan postulat, yang dari sini diturunkan prinsip-prinsip logis yang memberikan landasan bagi penerapan yang konkret dan praktis. Jadi, aturan atau penerapan praktis berasal dari penalaran logis, postulat dan prinsip yang ditarik secara logis seharusnya tidak hanya mendukung atau berusaha menjelaskan kelaziman akuntansi atau praktek yang sekarang telah diterima. Struktur proses deduktif mencakup hal-hal sebagai berikut:
Perumusan tujuan umum dan khusus laporan keuangan
Pernyataan mengenai postulat akuntansi yang berhubungan dengan bidang ekonomi, politik, dan sosial dimana akuntansi harus berperan
Seperangkat kendala untuk mengarahkan proses penalaran
Suatu struktur, rangkaian simbol, atau kerangka acuan dimana ide-ide dapat dinyatakan dan diikhtisarkan
Pengembangan seperangkat definisi
Perumusan prinsip atau pernyataan umum mengenai kebijakan yang diturunkan dari proses logik
Penerapan prinsip-prinsip dalam situasi khusus dan penetapan metode serta aturan prosedural
Dalam proses deduktif, perumusan tujuan sangat penting karena tujuan yang berbeda dapat mensyaratkan struktur yang sama sekali berbeda dan menghasilkan prinsip-prinsip yang berbeda pula.
Teori akuntansi harus cukup fleksibel untuk memenuhi berbagai tujuan yang berbeda, tetapi cukup ketat untuk mempertahankan keseragaman dan konsistensi dalam laporan keuangan kepada pemegang saham dan masyarakat umum.
Kendala merupakan pembatasan pengembangan prinsip yang diturunkan dari tujuan dan postulat. Batasan-batasan ini diperlukan karena beberapa keterbatasan lingkungan, khususnya yang disebabkan oleh ketidakpastian mengenai masa yang akan datang dan perubahan di dalam lingkungan, misalnya fluktuasi dalam nilai unit pengukur yaitu uang.
Simbol dan struktur kerja umum diperlukan sebagai sarana pengkomunikasian ide-ide, dalam akuntansi dapat berupa persamaan akuntansi dan beberapa laporan keuangan turunan. Dalam struktur ini, laporan-laporan keuangan saling berkaitan guna menjaga konsistensi internal.
Kelemahan metode deduktif adalah jika setiap postulat dan premis ternyata salah, maka kesimpulannya juga akan salah. Metode ini juga dianggap menyimpang dari kenyataan untuk bisa menurunkan prinsip yang realistis dan berguna, atau untuk memberikan dasar bagi aturan-aturan praktis.

Pendekatan Induktif
dan prinsip-prinsip dasar. Misalnya hubungan antara total pendapatan dan harga pokok Proses induktif meliputi penarikan kesimpulan umum dari pengamatan dan pengukuran yang terinci. Pendekatan induktif tidak dapat dipisahkan dari pendekatan deduktif, karena pendekatan deduktif memberikan petunjuk pemilihan data yang akan ditelaah.
Dalam akuntansi, proses induktif melibatkan pengamatan data keuangan perusahaan. Jika terdapat hubungan yang berulang-ulang, maka generalisasi dan prinsip dapat dirumuskan, sehingga ide dan prinsip yang baru dapat ditemukan, khususnya bila pengamatan tidak dipengaruhi oleh prinsip dan praktek yang berlaku.
Misalnya pengamatan terhadap sejumlah perusahaan dapat dibuktikan kecenderungan historis dari penjualan masa lalu merupakan alat ramal yang lebih baik untuk kas yang akan diterima dari pelanggan pada masa yang akan datang ketimbang catatan kas yang sesungguhnya diterima pada masa lalu karena adanya tenggang waktu dalam proses penagihannya.
Keunggulan pendekatan induktif adalah tidak perlu dibatasi oleh model atau struktur yang ditetapkan terlebih dahulu. Para peneliti bebas mengadakan pengamatan yang dianggap relevan, generalisasi atau prinsip yang telah dirumuskan harus ditegaskan dengan proses logis pendekatan deduktif dan pembuktian kesimpulan. Kelemahan utama prosesi induktif adalah bahan pengamat mungkin dipengaruhi oleh ide-ide di bawah sadar mengenai hubungan apa yang relevan dan data apa yang harus diamati.
Kesulitan pendekatan induktif dalam akuntansi adalah data mentah mungkin berbeda bagi setiap perusahaan, yang mungkin hubungannya berbeda sehingga sulit menarik generalisasi penjualan mungkin konstan terus untuk beberapa perusahaan, tetapi hal ini bukan berarti konsep laba kotor historis merupakan pengukuran yang baik untuk meramalkan operasi suatu perusahaan pada masa datang dalam seluruh kasus.
Teori induktif maupun deduktif bersifat deskriptif atau normatif. Teori deskriptif berusaha menguraikan dan menjelaskan apa dan bagaimana informasi keuangan disajikan serta dikomunikasikan kepada pemakai data akuntansi. Teori normatif menjelaskan data apa yang seharusnya dikomunikasikan dan bagaimana data itu harus disajikan.







2.3 Verifikasi Teori Akuntansi
Berbagai aspek teori akuntansi harus diverifikasi atau diuji vadilitasnya secara tepat atas dasar penalaran logis, bukti empiris, daya prediksi, dan standar nilai yang telah disepakati. Misalnya, teri akuntansi positif lebih tepat diuji atas dasar bukti empiris. Sementara itu, teori akuntansi nomatif akan lebih cocok bila diuji atas dasar penalara logis. Validitas akan lebih meyakinkan bila penalaran dilandasi oleh konsep yang relevan dan moralitas yang tinggi.

2.4 Struktur Akuntansi
Pendekatan dan metodologi apapun yang digunakan dalam penyusunan teori akuntansi, rangka acuan yang dihasilkan didasarkan serangkaian elemen dan hubungan yang mengatur pengembangan teknik akuntansi. Struktur teori akuntansi terdiri dari beberapa elemen-elemen berikut:
Pernyataan tujuan laporan keuangan
Pernyataan postulat dan konsep teoritis akuntansi yang terkait dengan asumsi lingkungan dan sifat unit akuntansi. Postulat dan konsep teoritis diturunkan dari pernyataan tujuan
Pernyataan tentang prinsip-prinsip dasar yang didasarkan pada postulat dan konsep teoritis
Batang tubuh teknik-teknik akuntansi yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi

Ada tiga elemen dari teori akuntansi, yaitu:
Postulat akuntansi
Konsep-konsep teoritis akuntansi
Prinsip-prinsip akuntansi










Bentuk Struktur Teori Akuntansi













Sifat Postulat-Postulat, Konsep-Konsep dan Prinsip-Prinsip Akuntansi Keuangan.
Pengembangan postulat, konsep teoritis dan prinsip akuntansi telah menjadi tugas yang paling menantang dan sulit dalam akuntansi. Adanya kekurang tepatan terminologi, yang telah diakui oleh kebanyakan teoritikawan, telah menambah permasalahan.

2.4.3 Pengertian Postulat, Konsep Teoritis, Prinsip dan Teknik Akuntansi.
Postulat akuntansi adalah pemyataan yang tidak memerlukan pembuktian atau aksioma, berterima umum berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan laporan keuangan, menggambarkan lingkungan ekonomi, politik, sosiologi dan hukum tempat akuntansi beroperasi.
Konsep teoritis akuntansi adalah juga pemyataan yang tidak memerlukan pembuktian atau aksioma, juga berterima umum berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan laporan keuangan, yang menggambarkan sifat entitas akuntansi yang beroperasi dalam ekonomi bebas yang dikarakteristikkan oleh kepemilikan pribadi atas kekayaan.
Prinsip akuntansi adalah aturan keputusan umum, yang diturunkan baik dari tujuan dan konsep teoritis akuntansi, yang mengatur pengembangan teknikteknik akuntansi.
Teknik akuntansi adalah aturan spesifik yang diturunkan dari prinsip akuntansi untuk memperlakukan transaksi atau peristiwa tertentu yang dihadapi oleh entitas akuntansi.




















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Praktik akuntansi dalam suatu negara harus selalu berkembang untuk memenuhi tuntuan perkembangan dunia bisnis. Lebih dari itu, pratik akuntansi juga harus dikembangkan secara sengaja untuk mencapai tujuan sosial tertentu. Untuk itu, belajar praktik dan teknik akuntansi saja tidak cukup karena prektik yang sehat harus dilandasi oleh teori yang sehat. Teori akuntansi membahas berbagai masalah konseptual dan ideal yang ada di balik praktik akuntansi. Teori akuntansi mempunyai peran penting dalam pengembangan akuntansi yang sehat.
Pengertian teori akuntansi sangat bergantung pada kesepakatan tentang pengertian akuntansi sebgagai seni, sains atau teknologi. Bila dipandang sebagai sains, akuntansi akan bertujuan untuk mendapatkan kebenaran atau validitas penjelasan tentang suatu fenomena akuntansi dengan menerapkan metoda  ilmiah. Bila akuntansi dipandang sebagai teknnologi, akuntansi merupakan teknologi perangkat lunak yang harus dipelajari dan dikembangkan untuk mencapai tujuan sosial tertentu. Dengan demikian akuntansi merupakan suatu pengetahuan tentang perekayasaan informasi untuk mengendaliakan keuangan negara.
Atas dasar sasaran yang ingin dicapai, teiri akuntansi di bedakan menjadi teori positif dan normatif. Teori positif menjelaskan fenomena akuntansi seperti apa adanya atas dasar pengamatan empiris. Teori normatif menjelaskan tentang fenomena akuntansi untuk menjustifikasi atau membenarkan perlakuan (standar) akuntansi karena tujuan akuntansi tertentu harus dicapai.
Atas dasar sasaran semiotika, akuntansi dibedakan menjadi teori sintaktik, semantik dan pragmatik. Teori akuntansi menurunkan penkelasan-penjelasan atau justifikasi melalui penalaran deduktif dan induktif.
Berbagai aspek teori akuntansi harus diverifikasi atau di uji validitasnya secara tepat atas dasar penalaran logis, bukti empiris, daya prediksi dan standar nilai yang telah disepakati.




Daftar Pustaka
Suwardjono. 2006. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi 3. Yogyakarta: BPFE.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar